8 Jenis Penyakit Pada Tanaman Jagung dan Cara Pengendaliannya!

Mengenal Jenis Penyakit Pada Tanaman Jagung

8 Jenis Penyakit Pada Tanaman Jagung dan Pengendaliannya

8 Jenis Penyakit Pada Tanaman Jagung dan PengendaliannyaBudidaya Jagung sangatlah mudah dan menjanjikan, perannya sebagai salah satu makanan pokok di Indonesia menjadikan peluang bisnis jagung menjadi sangat besar, tanaman ini bisa ditanam di bebabagai musim dengan kondisi geografis tertentu, mudah dalam perawatanya pun menjadi daya tarik petani untuk melakukan budidaya jagung. Berikut Admin paparkan Jenis Penyakit Pada Tanaman Jagung Serta Pengendaliannya:


  1. Hawar Daun (Helmithosporium turcicum)

Gejala awal terinfeksinya hawar daun, memperlihatkan gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval selanjutnya bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan berkembang menjadi nekrotik (disebut hawar), warnanya hijau keabu-abuan atau coklat,panjang hawar 2,5-15 cm, bercak muncul di mulai dari daun paling bawah kemudian beranjak menuju daun atas.

Gejala terburuk dari penyakit hawar daun dapat mengakibatkan tanaman jagung cepat mati atau mengering, cendawan tersebut tidak menyebabkan infeksi pada tongkol atau klobot jagung, cendawan dapat bertahan hidup meskipun dalam keadaan bentuk miselium dorman pada daun atau sisa-sisa tanaman di lahan.

Pengendalian :

  • Menanam varietas tahan hawar daun, seperti : Bisma, Pioner-2, pioner-14, Semar-2 dan semar-5.
  • Pemusnahan seluruh tanaman sampai ke akar akarnya (Eradikasi tanaman) pada tanaman terinfeksi bercak daun.
  • Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mankozeb atau dithiocarbamate
  • Dosis/konentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

  1. Busuk Pelepah (Rhizoctonia solani)

Gejala penyakit busuk pelepah dalam budidaya jagung biasanya terjadi dipelepah daun, gejalanya terdapat bercak berwarna agak kemerahan selanjutya berubah menjadi abu-abu, kemudian bercak meluas, seringkali diikuti pembentukan sklerotium berbentuk tidak beraturan, berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.

Pengendalian :

  • Menggunakan varietas atau galur sampai agak tahan terhadap penyakit hawar pelepah seperti : Semar-2, Rama, Galur GM 27.
  • Diusahakan supaya penanaman jagung jangan terlalu rapat sehingga kelembaban tidak terlalu tinggi.
  • Lahan mempunyai drainase baik.
  • Pergiliran tanaman, jangan menanam jagung terus menerus di lahan yang sama.
  • Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mancozeb atau karbendazim, dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk di kemasan.

  1. Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis)

Gejala: Penyakit bulai pada tanaman jagung biasanya dicirkan dengan warna khlorotik memanjang sejajar dengan tulang daun dan batasnya terlihat jelas diantara daun sehat, bagian daun permukaan atas maupun bawah terdapat warna putih seperti tepung, terlihat  jelas pada saat pagi hari.

Selanjutnya pertumbuhan tanaman jagung akan terhambat, termasuk pembentukan tongkol buah, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun-daun menggulung serta terpuntir, bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan.

Pengendalian :

  • Menanam varietas tahan terhadap penyakit bulai seperti varietas bima 1, bima 3, Bima 9, bima 14, bima 15, lagaligo, atau gumarang.
  • Melakukan jangka waktu bebas tanaman jagung minimal dua minggu hingga satu bulan.
  • Penanaman jagung secara serempak.
  • Pemusnahan seluruh bagian tanaman hingga ke akarnya (Eradikasi tanaman) pada tanaman terserang penyakit bulai.
  • Penggunaan fungisida metalaksil ketika perlakuan benih dengan dosis 2 gram (0,7 g bahan aktif) per kg benih.

  1. Busuk Tongkol

Penyakit busuk tongkol bisa disebabkan oleh beberapa jenis cendawan antara lain:

  • Busuk tongkol Fusarium

Gejala ini dapat ditandai dengan adanya permukaan pada biji tongkol jagung yang berwarna merah jambu hingga menjadi coklat, bahkan terkadang biasanya diikuti oleh pertumbuhan miselium seperti kapas berwarna merah jambu.

Cendawan berkembang baik pada sisa tanaman maupun di dalam tanah, cendawan ini bisa terbawa benih, penyebarannya bisa melalui angin atau tanah, penyakit busuk tongkol Fusarium disebabkan oleh infeksi cendawan Fusarium moniliforme.


  • Busuk tongkol Diplodia

Tongkol diplodia yang sudah busuk biasanya dicirikan dengan adanya warna kecoklatan pada klobot, jika infeksi terjadi setelah 2 minggu keluarnya rambut jagung menyebabkan biji berubah menjadi coklat, kisut akhirnya busuk, miselium cendawan diplodia yang berwarna putih, piknidia berwarna hitam tersebar pada kelobot.

Infeksi dimulai dari dasar tongkol berkembang ke bongkol kemudian merambat ke permukaan biji serta menutupi kelobot, cendawan bisa bertahan hidup dalam bentuk spora dan piknidia berdinding tebal pada sisa tanaman didalam lahan, gejala busuk tongkol diplodia disebabkan oleh infeksi cendawan diplodia maydis.


  • Busuk tongkol Gibberella

Gejala yang terlalu cepat pada tongkol jagung juga dapat menyebabkan tongkol jagung cepat menjadi busuk, kelobotnya saling menempel erat pada tongkol, serta buahnya berwarna biru hitam di permukaan kelobot maupun bongkol, gejala busuk tongkol gibberella diakibatkan oleh infeksi cendawan gibberella roseum.

Pengendalian :

  • Menggunakan pemupukan seimbang.
  • Jangan membiarkan tongkol terlalu lama mengering di lahan, jika musim hujan bagian batang di bawah tongkol dipotong supaya ujung tongkol tidak mengarah ke atas.
  • Pergiliran tanaman mengunakan tanaman tidak termasuk padi-padian, karena patogen ini mempunyai banyak tanaman inang.

  1. Busuk Batang

Gejala  tanaman jagung terserang penyakit ini tampak layu atau kering seluruh daunnya, biasanya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif, yaitu setelah fase pembungaan, pangkal batang terserang berubah warna dari hijau hingga menjadi kecoklatan,di bagian dalam batang busuk, sehingga rentan rebah, serta dibagian kulit luarnya tipis.

Pangkal batang teriserang akan memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat, penyakit busuk batang jagung bisa disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apanidermatum, Cephalosporium maydis, dan Cephalosporium acremonium.

Pengendalian :

  • Menanam varietas tahan serangan penyakit busuk batang seperti BISI-1, BISI-4, BISI-5, Surya, Exp.9572, Exp, 9702, Exp, 9703, CPI-2, FPC 9923, pioneer-8, pioneer-10, pioneer-12, pioneer-13, pioneer-14, semar-9, palakka, atau J1-C3.
  • Melakukan pergiliran tanaman.
  • Mengerjakan pemupukan seimbang, menghindari pemberian N tinggi dan K rendah.
  • Drainase baik.
  • Pengendalian penyakit busuk batang (Fusarium) secara hayati bisa dilakukan dengan cendawan antagonis Trichoderma sp.

  1. Karat Daun (Puccinia polysora)

Ciri tanaman jagung yang sudah terinfeksi penyakit bercak-bercak kecil (uredinia), akan berbentuk bulat sampai berbentuk oval terdapat di permukaan daun jagung dibagian atas maupun bawah, uredinia menghasilkan uredospora yang berbentuk bulat atau oval serta berperan penting sebagai sumber inokulum dalam usaha menginfeksi tanaman jagung lainnya, sebarannya melalui angin.

Penyakit karat bisa terjadi di dataran rendah sampai tinggi, infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau musim kemarau, penyebab Penyakit karat disebabkan oleh Puccinia polysora

Pengendalian :

  • Menanam varietas yang tahan terhadap karat daun, seperti lamuru, sukmaraga, palakka, bima-1 atau semar-10.
  • Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke aka-akarnya (Eradikasi tanaman) pada tanaman terinfeksi karat daun maupun gulma.
  • Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif benomil, dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

  1. Bercak Daun (Bipolaris maydis Syn.)

Ciri bercak daun pada tanaman jagung mempunyai 2 jenis menurut ras patogennya yaitu ras o dan t, ras O bercak berwarna coklat kemerahan berukuran 0,6 x 1,2-1,9 cm, untuk ras T biasanya bercak berukuran lebih besar berkisar 0,6-1,2 x 0,6-2,7 cm, ras T berbentuk kumparan, bercak berwarna hijau kuning atau klorotik selanjutnya menjadi coklat kemerahan.

Kedua ras ini, ras T lebih berbahaya (virulen) dibanding ras O, serangan pada bibit tanaman menyebabkan tanaman menjadi layu atau mati dalam waktu 3-4 minggu setelah tanam, tongkol terserang/terinfeksi dini menyebabkan bijinya akan rusak lalu busuk, bahkan tongkol jagung bisa gugur.

Bercak pada ras T terdapat di seluruh bagian tanaman (baik daun, pelepah, batang, tangkai kelobot, biji, maupun tongkol jagung), permukaan biji terinfeksi tertutup miselium berwarna abu-abu sampai hitam sehingga bisa menurunkan hasil produksi secara signifikan, cendawan ini dalam bentuk miselium dan spora bisa bertahan hidup dalam sisa tanaman di lahan atau pada biji jagung di penyimpanan.

Konidia yang terbawa oleh angin atau percikan air hujan bisa menyebabkan infeksi pertama pada tanaman jagung, penyebab penyakit bercak daun penyebabnya adalah Bipolaris maydis Syn, pada B, maydis ada dua ras yaitu ras O dan ras T.

Pengendalian :

  • Menanam varietas yang tahan terhadap serangan bercak daun, seperti bima-1, srikandi kuning-1, sukmaraga atau palakka.
  • Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai keakar-akarnya (Eradikasi tanaman) pada tanaman terinfeksi bercak daun.
  • Penggunaan fungisida menggunakan bahan aktif mancozeb atau karbendazim.
  • Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

  1. Virus Mosaik

Ciri tanaman jagung yang sudah terinfeksi virus mosaik biasanya berubah menjadi kerdil, daun berwarna mosaik atau hijau dengan diselingi garis-garis kuning, jika dilihat secara keseluruhan tanaman tampak berwarna agak kekuningan mirip gejala bulai namun permukaan daun bagian bawah maupun atas apabila dipegang tidak terasa adanya serbuk spora.

Penularan virus bisa terjadi secara mekanis atau melalui serangga Myzus percicae dan Rhopalopsiphum maydis secara nonpersisten, tanaman jagung terinfeksi virus ini biasanya menjadikan penurunan hasil secara signifikan.

Pengendalian :

  • Mencabut tanaman jagung terinfeksi virus seawal mungkin agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman sekitarnya ataupun pertanaman musim mendatang.
  • Melakukan pergantian tanaman, jangan menanam tanaman jagung secara terus menerus di lahan yang sama.
  • Lakukan penyemprotan pestisida apabila di lapangan populasi vektor cukup tinggi, dosis/konsentrasi tidak melebihi anjuran dalam kemasan.
  • Jangan menanam benih jagung dari tanaman terinfeksi virus.

Pengendalian Penyakit Pada Tanaman Jagung

Pengendalian Penyakit Pada Tanaman Jagung

Penyakit pada tanaman jagung yang sering merusak adalah golongan Fungi / Jamur / cendawan, cara mengsiasati / mengurangi timbulnya penyakit adalah

  • Menggunakan benih unggul yang bebas penyakit, yang tahan terhadap penyakit.
  • Pola tanam yang bergantian, atau tidak menam jagung secara terus menerus dalam satu hamparan areal yang sama.
  • Buatlah jarak tanam yang teratur sehingga sinar matahari dapat masuk ( termasuk arah baris ) di harapkan menghadap timur- barat; hal ini juga berhubungan dengan kelembaban ( iklim mikro ).
  • Jika curah hujan tinggi maka di buat saluran air sehingga air hujan bisa tuntas terbuang hal ini mengurangi busuk akar pada jagung.
  • Penggunaan Fungisida jika memungkinkan di sarankan juga menggunakan bakterisida , jenis dan merek dagang Fugisida dan Bakterisida bermacam – macam, supaya tidak bingung silahkan tanyakan kepada kios/ toko pertanian terdekat.

Tips dalam menentukan jenis dan merek Fungisida / Bakterisida adalah perhatikan bahan aktif, jangan terkecoh oleh merek terkenal atau harga yang mahal, jika menyemprot pada musim penghujan maka campur dengan perekat / agristic.

Demikian sedikit pembahasan mengenai 8 Jenis Penyakit Pada Tanaman Jagung dan Cara Pengendaliannya semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami.

Baca juga artikel lainnya tentang: