Ikan Sidat

Ikan sidat mempunyai karakteristik habitat yang unik, karena mampu beradaptasi diperairan tawar, estuari dan juga laut. Selintas sidat memang mirip dengan belut. Namun, bila dilihat lebih dekat, ikan yang bernama latin anguilla spp ini berbeda dengan belut.tubuh ikan sidat berbentuk silindris, kepalanya bulat telur, letak mulut terminal, dan memiliki ekor pipih meruncing.

Panjang tubuh maksimal ikan ini bervariasi antara 15 hingga 200cm dan beratnya dapat mencapai 22kg tergantung kepada jenisnya. Tubuhnya sangat lentur dan dilapisi sejenis lendir yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri dari predator alam.ikan yang aktif pada malam hari (nokturnal) ini tergolong jenis ikan karnivora. Menurut penelitian yang telah dilakukan bahwasanya hewan ini akan memakan ikan dan binatang air lainnya yang berukuran lebih kecil dari bukaan mulutnya.

Khususnya organisme bentik seperti udang dan kepiting (crustacea), cacing dan larva chironomide (polichaeta), kerang-kerangan (bivalva) serta molusca. Terkadang sidat juga suka memangsa sesamanya. Hewan tersebut akan mencabik-cabik tubuh mngsanya hingga hancur dan memakannya sedikit demi sedikit. Didalam siklus hidupnya ikan sidat akan mengalami enam fase, yaitu telur, pre-leptocephalus, leptocephalus, glass eel, dewasa dan induk.

Sidat mempunyai sifat katadromus, yaitu hidup di perairan tawar dan pada saat akan memijah (bereproduksi) sidat bermigrasi sangat jauh ke tengah laut. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat ikan salmon yang bersifat anadromus, yaitu hidupnya di laut dan bermigrasi jauh ke hulu sungai yang sangat jernih untuk memijah. Studi penandaan menunjukkan, bahwa ikan sidat dapat berenang lebih dari 3.000 mil (4.800 km) ke laut sargasso.

Perlu waktu yang cukup lama agar sidat sampai di laut lepas. Untuk sampai di muara sungai, sidat harus mampu mengikuti aliran sungai yang sangat deras. Mereka juga harus menuruni air terjun yang sangat tinggi. Setelah sampai di muara sungai, sidat harus menentang gelombang yang sangat besar untuk tiba di tengah laut serta harus beradaptasi dengan perubahan kadar garam.

Peneliti centre for environment, fisheries and aquaculture science david righton, seperti dikutip dari bbc news, menyatakan bahwa ikan sidat hanya bertelur sekali dalam seumur hidup dan setelah itu mereka akan mati. Jadi, sidat akan membuat sebuah perjalanan terakhir dalam hidupnya menuju laut sargasso untuk bertemu tujuan hidup mereka.

Itulah sebabnya ikan sidat dianggap sebagai ikan yang tangguh. Karena meningkatnya permintaan dipasar domestik dan impor, sidat kini telah dibudidayakan karena memiliki nilai komersil yang sangat tinggi. Beberapa negara seperti jepang, taiwan, cina dan negara-negara di eropa merupakan negara peminat komoditas ikan sidat.


Ikan Sidat Mulai Terancam

Ikan Sidat

Terdapat 18 spesies sidat di dunia, antara lain 12 spesies tersebar di daerah tropis, 7 spesies di pasifik barat dan perairan indonesia. Bahkan perairan indonesia diduga merupakan asal muasal (nenek moyang) sidat di dunia , yaitu anguilla borneensis. Adapun spesies sidat lain di perairan indonesia, seperti anguilla celebesensis (sidat endemik kalimantan dan sulawesi); anguilla interioris, anguilla obscura (papua), marmorata, anguilla bicolor bicolor, dan anguilla bicolor pacifica.

Anguilla marmorata merupakan jenis sidat yang masih sering dijumpai di perairan poso, sulawesi tengah. Dalam daftar merah iucn (international union for the conservation of nature), jenis a. Marmorata termasuk beresiko rendah (least concern). Berbeda dengan jenis a. Celebensis yang dikategorikan kondisinya hampir terancam (near threatened). Kecenderungan ancaman yang berkaitan dengan pola penangkapan sidat, dimana tidak memperhatikan aspek kelestarian dapat saja datang setiap waktu.

Sidat yang tertangkap biasanya berukuran dewasa yang akan memijah ke laut, akibatnya jumlah sidat dewasa yang bermigrasi ke laut sangat terbatas jumlahnya. Para pemburu yang biasanya mengunakan racun, setrum serta alat tangkap berupa pagar perangkap dari bambu yang didalam pemasangannya menghadang jalur migrasi sidat untuk bereproduksi, dikhawatirkan akan mengganggu kelangsungan hidup ikan sidat. Karena penggunaan alat tangkap tersebut juga akan membunuh biota disekitarnya seperti ikan-ikan kecil, kepiting, siput, katak dan biota lain yang menjadi makanan sidat.


Klasifikasi ikan sidat

  • Filum : vertebrata
  • Sub filum : craniata
  • Super kelas : gnathostomata
  • Kelas : teleostei
  • Sub kelas : actynopterigii
  • Ordo : anguilliformes
  • Sun ordo : anguilloidei
  • Famili : anguillidae
  • Genus : anguilla
  • Spesies : anguilla bicolor

Morfologi Ikan Sidat

Ikan sidat (anguilla bicolor) merupakan salah satu ikan budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Sidat memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan energi ikan sidat mencapai 270 kkal/100 g, kandungan vitamin a sidat mencapai 4700 iu/100 g tujuh kali lipat lebih banyak dari telur ayam, 45 kali lipat dari susu sapi. Kandungan vitamin b1 ikan sidat setara dengan 25 kali lipat kandungan vitamin b1 susu sapi dan vitamin b2 ikan sidat setara dengan 5 kali lipat kandungan vitamin b2 susu sapi.

Dibanding ikan salmon, sidat mengandung dha (decosahexaenoic acid, untuk pertumbuhan anak) sebanyak 1.337 mg/100 gram sementara ikan salmon hanya 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram. Sidat memiliki kandungan epa (eicosapentaenoic acid) sebesar 742 mg/100 gram sementara salmon hanya 492 mg/100 gram atau tenggiri 409 mg/100 gram (baedah 2010).


Cara Pembuatan Pakan Ikan Sidat

Pakan yang diberikan untuk ikan sidat ada berbagai jenis dengan fungsi serta kelebihan yang berbeda satu sama lainya. Adapun beberapa jenis pakan yang dapat diberikan kepada ikan sidat diantaranya adalah pakan alami, pellet, pakan buatan dan pakan yang memiliki bentuk seperti pasta.

Pakan ikan sidat alami bisa dibuat dengan mmenggunakan bahan dasar cacing, karena cacing termasuk salah satu jenis makanan yang paling banyak diberikan kepada ikan. Untuk jenis ikan sidat, cacing yang digunakan bukanlah cacing tanah melainkan cacing sutra atau yang sering disebut sebagai tubifex. Sebelum menjadi pakan, cacing sutra harus dibersikan terlebih dahulu dan sebaiknya menggunakan cacing sutra yang masih baru.

Cara membuat pakan ikan sidat selanjutnya adalah dengan memanfaatkan beberapa proses pembuatan ikan buatan yang tidak berasal dari bahan-bahan alamiah. Pakan buatan ini dapat berasalah dari beberapa jenis tepung tepungan yang diolah dengan penambahan campuran vitamin maupun protein dan gizi lainnya. Pasta ikan sidat sebenarnya termasuk salah satu jenis pakan buatan yang dibuat khusus untuk ikan sidat. Bahan dasar pasta adalah tepung ikan serta tepung tapioka yang dicampur menjadi satu, kemudian ditambahkan cmc sebagai pembuat pastanya. Campuran yang sudah merata kemudian ditambahkan bahan yang lain, seperti mineral mix dan vitamin mix. Selanjutnya pasta yang telah terbentuk harus disimpan didalam lemari pendingin agar terhindar dari ketengikan atau busuk dikarenakan bentukannya yang semi padat dan tidak dikeringkan.

Cara membuat pakan ikan sidat lainnya dapat mencontoh salah satu hasil penemuan yang memanfaatkan beberapa tumbuhan sebagai pakan ikan sidat tersebut. Bahan untuk pembuatan pakan ikan dari tumbuhan dan buah tersebut diantaranya adalah pepaya, kedelai, waluh, tepung maizena, tepung udang yang diproses untuk menghasilkan pellet ikan sidat.

Jenis makanan atau pakan ikan sidat yang lebih praktis adalah pellet ikan yang sudah tersedia dipasaran. Namun untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kondisi dari ikan sidat itu sendiri maka dapa ditambahkan beberapa bahan pelengkap mulai vitamin, mineral, hingga air untuk memperoleh bentuk maupun konsistensi tertentu. Beberapa cara pembuatan dan jenis pakan yang disebukan diatas dapat menjadi alternatif pilihan sesuai dengan kondisi ikan sidat yang dibudidayakan. Beberapa proses dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada pada aktivitas budidaya ikan sidat tersebut dan pastikan bahwa bahan yang digunakan serta harganya sesuai namun tetap berkualitas.


Perbedaan Sidat Dan Belut

Belut dan sidat sering dianggap mirip oleh sebagian besar orang karena dari bentuk tubuh keduanya yang sama yaitu bulat memanjang. Sidat sendiri sangat populer di jepang, biasanya sering disebut dengan unagi. Permintaan belut dan sidat dari luar negeri meningkat pesat dan harga per kg dari keduanya juga tergolong tidak murah. Lalu, apa yang membedakan dari kedua jenis ikan tersebut? Yuk kita simak penjelasan berikut:


  1. Struktur tubuh

Belut memiliki tubuh yang memanjang dengan mata kecil, kemudian terdapat lapisan lendir di sekujur tubuhnya serta tidak bersirip dan bersisik seperti sidat. Sirip sidat terletak di dekat kepala yang dianggap telinga bagi sebagian orang. Sidat memiliki sisik yang unik karena berbentuk menyerupai anyaman pada bilik bambu.


  1. Habitat hidup

Sidat tidak memerlukan media tumbuh berupa lumpur seperti belut dan bersifat fleksibel. Sidat mampu hidu di dua jenis perairan (asin dan tawar) dan lebih menyukai habitat dengan salinitas rendah. Kemudian belut tidak membutuhkan kondisi geografis dan iklim yang spesifik, sehingga belut mampu hidup dalam perairan dengan kandungan oksigen rendah. Belut menyukai tempat berlumpur seperti daerah persawahan dan rawa. Belut akan mencari media baru apabila terjadi kenaikan suhu yang berlangsung lama pada media sebelumnya.


  1. Jenis

Jenis belut di indonesia terdiri dari 3 jenis yaitu belut sawah, belut rawa serta belut laut. Pada sidat, terdapat 6 jenis sidat yang telah diidentifikasi di perairan indonesia, namun secara umum terdapat 18 spesies sidat di seluruh dunia, salah satunya anguilla marmorata.


  1. Siklus hidup

Siklus hidup sidat lebih lama dibandingkan dengan belut. Sidat dewasa biasanya berada di hulu sungai atau danau, namun sidat akan bermigrasi ke laut saat sudah matang gonad untuk memijah hingga kedalaman >6000 m dpl. Belut termasuk hewan hemaprodit (berkelamin ganda). Belut mengalami pergantian kelamin dari betina menjadi jantan ketika dewasa. Selama pergantian, belut menjadi sangat agresif sehingga belut akan memangsa sesamanya.


  1. Syarat hidup optimal

Lokasi budi daya sidat sebaiknya pada kondisi tanah yang bertekstur padat dengan ph 5-7 dan dekat dengan sumber air. Pada belut, tanah lumpur yang mengandung humus merupakan tempat yang sangat baik karena substrat yang liat dapat menahan bahan organik dan air dengan baik.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Ikan Sidat semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂

Baca juga artikel lainnya tentang: