7 Cara Budidaya Ikan Arwana Super Red Yang Mudah Dilakukan

7 Cara Budidaya Ikan Arwana Super Red Yang Mudah Dilakukan – Ikan arwana merupakan ikan yang banyak dicari oleh sebagian orang, tentunya ikan ini banyak orang yang percaya jika kita memiliki ikan arwana didalam rumah maka pemilik ikan arwana ini akan lancar rejekinya, itu cerita masyarakat turun temurun. selain itu ikan ini bisa dijadikan ikan hias, karena warnanya yang indah dan beragam sehingga mampu mendobrak popularitas pasar ikan hias dengan harga yang lumayan mahal.

Harga ikan arwana super red ini bervariatif disesuaikan dengan ukuran dan keunikannya. Kisaran harga ikan arwana super red ini mulai satu jutaan sampai puluhan juta,bahkan ratusan juta, sehingga ikan ini menarik untuk dibudidayakan. Pembenihan Ikan arwana sendiri dapat dipijahkan secara alami yaitu dengan cara menggambungkan induk jantan dan induk betina yang sudah matang gonad pada satu kolam yang dilakukan dengan perbandingan 1:1.


Persiapan Wadah

Proses penangkaran induk Arwana sebaiknya dilakukan di kolam tanah berlempung (empang),  karena dapat menahan air dan mendukung pertumbuhan pakan alami. Kolam yang ideal berbentuk persegi panjang dengan ukuran minimal 10 x10 m2. Dasar kolam harus dibuat agak miring berbeda antara saluran air masuk dan air keluar, dansuplai air juga harus memenuhi kualitas, kuantitas, serta kontinuitas yang dibutuhkan.

Persiapan kolam sebelum diberi ikan antara lain; kolam harus dikeringan hingga dasarnya retak-retak, buat pengapuran dengan dosis 50-100 gram/m2, isi air kolam setinggi kurang lebih100 cm. Karena hujan deras dapat mengakibatkan perubahan mendadak kualitas air, dan untuk mencegah kematian ikan, ganti air (setelah hujan berhenti) minimal 30% dari total volume air.

Pengelolaan kualitas air juga dijaga agar mendekati lingkungan alami habitatnya yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-29 0C. Setelah air diisi kekolam tanah, jangan langsung dimasukan ikan, biarkan air diendapkan dalam beberapa hari. Lalu masukkan sepasang Arwana indukan (atau beberapa pasang untuk hasil produksi yang lebih baik).


Pemeliharaan Induk

ikan arwana

Induk dipeliharan dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan. Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan beberapa kayu gelondongan untuk memberikan kesan alami. Batu dan kerikil dihindari karena dapat melukai ikan atau dapat tercampur pakan secara tidak sengaja. Kolam pembesaran dibangun di area tenang dan ditutup sebagian, dan dijauhkan dari sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam kolam pembesaran hingga mencapai matang gonad.


Seleksi Induk

Calon induk berumur 5-6 tahun. Panjang tubuh 60 cm dan bobot sekitar 4 kg. Agar menghasilkan anakan yang murni dan berkualitas, strain kedua calon induk harus sama. Hindari meyatukan ikan berbeda strain dalam satu kolam Syarat lain, calon induk sehat dan bebas penyakit. Ikan cacat bungkuk tidak layak dijadikan induk. Sebab, perut mengerut sehingga kualitas sel telur kurang baik dan mudah mati. Yang juga dihindari sebagai induk ikan bertutup insang tidak menututup sempurna, terutama pada induk jantan. Sebab, ia kesulitan mengerami telur didalam mulut. Cacat lain seperti sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Sebab, tidak mempengaruhi kualitas telur dan anakan.

Dalam memilih calon induk arwana, kesulitan yang sering dihadapi adalah membedakan jenis kelamin jantan dan betina. Jenis kelamiin jantan dan betina sudah dapat dibedakan setelah arwana berumur sekitar 5 tahun. Beberapa ciri-ciri morfologis dapat dijadikan acuan perbedaan. Ciri-ciri morfologis tersebut disajikan dalam tabel 1 berikut ini.


Pemijahan

Setiap tahun arwana 2 kali memijah. Namun, jumlah telur dan masa birahi induk mencari pasangan dengan cara saling berkejaran satu dengan yang lain. Pasangan berjodoh akan berenang berduaan dipinggir kolam dan memisahkan diri dari kelompok sampai saat berpijah. Untuk menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan jika ada induk lain yang mendekat. Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin. Namun, proses pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar seperti curah hujan, suhu, pH, dan kondisi air mengalir akan mempengaruhi induk betina melepas sel telur.

Bahwa ikan arwana telah dapat dibudidayakan walaupun masih bersifat alami, penangkar hanya mengumpulkan indukan dan menempatkan pada kolam tertentu diikuti pemberian pakan yang cukup. Induk Arwana yang baik dan produktif dalam lingkungan pemeliharaan yang memenuhi persyaratan habitat hidupnya dapat memijah sebanyak 3–4 kali setahun, sedangkan pada lingkungan yang baru ikan arwana akan melalui masa adaptasi sekitr 8 (delapan) bulan sampai ikan arwana mau memijah pertama kali. Pemijahan arwana biasanya diawali dengan pencarian pasangan kawin yang terjadi secara alami yang dapat dilihat pada malam hari, ketika betina berenang ke permukaan air maka akan diikuti arwana jantan. B

Bahkan selama 1–2 minggu mereka berenang berdampingan dengan tubuh saling merapat/menempel hingga pada akhirnya terjadi perkawinan dengan ditandai arwana betina mengeluarkan telur dan arwana jantang mengeluarkan sperma. Pada fase selanjutnya telur-telur tersebut dikumpulkan untuk di inkubasi oleh arwana jantan selama sekitar satu minggu hingga menetas, arwana muda yang masih mengandung kuning telur akan hidup didalam mulut arwana jantan selama 7–8 minggu sampai kuning telur habis.


Penetasan Telur

Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan induk arwana sangat ditentukan oleh umur, bobot ikan, makanan, dan sifat ikan. Induk arwana yang pertama kali memijah menghasilkan telur relatif sedikit dibandingakan dengan induk arwana yang telah beberapa kali memijah. Jumlah telur akan meningkat hingga mencapai umur tertentu. Selanjutnya, jumlah telur yang dihasilkan akan berkurang kembali.

Telur-telur yang dihasilkan oleh induk arwana dari proses pembuahan yang masih berada di dasar kolam akan diambil oleh induk jantan dan disimpan di dalam mulutnya (kantong telur). Proses pengeraman telur berlangsung dalam mulut induk jantan (mouthbrooder dan mouthbreeder). Masa pengeraman telur berlangsung kurang lebih 41 hari yang dihitung dari masa pertumbuhan. Rata-rata jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor induk arwana adalah 20-55 butir per tahun dengan persentase telur yang menetas dan hidup menjadi arwana remaja tidak lebih dari 50%

Induk jantan yang sedang mengerami telur, tubuhnya kelihatan kurus tidak makan. Namun, mulutnya lebih besar karena rahang bawahnya menggelembung. Semantara itu, induk betina akan terus menjaga dan melindungi induk jantan dari gangguan di sekitarnya, terutama gangguan dari arwana lainnya.

Pada saat telur dierami di dalam mulut induk jantan terjadilah proses embriogenesis yang berlangsung singkat. Proses tersebut merupakan pertumbuhan embrio dalam telur. Setelah mengalami prosese embriogenesis, telur akan menetas menjadi larva. Semua larva tetap tersimpan dalam mulut induk jantan hingga larva tersebut mampu berenang. Pada saat itu anakan telah mencapai ukuran sekitar 2-7 cm.

Dalam mulut induk jantan sebenarnya berlangsung dua fase pertumbuhan anakan, yaitu fase pro-larva dan fase post-larva. Pada fase pro-larva, bagian tubuh larva (perut) masih menempel pada kuning telur, sedangkan pada fase post-larva kuning telur yang menempel di bagian perut larva telah habis diserap oleh larva.


Perawatan Larva

Larva yang dipanen dari mulut induk jantan arwana sebenarnya belum waktunya untuk dipanen bila dilihat dari masa pengeraman telur oleh induk jantan. Dengan demikian, yaitu fase pro-larva dan fase post-larva. Larva yang dipanen tidak semuanya sehat. Dalam proses pertumbuhannya pasti di antara anakan ada yang mati atau cacat. Oleh kerena itu, untuk menghindari hal-hal tersebut perlu dilakukan perawatan dengan baik.


  1. Perawatan pro-larva

Pada fase pro-larva bagian tubuh larva (kantong perut) masih menempel kuning telur. Dalam hal ini, larva tidak memerlukan makanan tambahan dari luar tubuh sehingga dalam perawatannya diperlukan perhatian yang intensif terhadap kondisin kesehatan larva dan kualitas airnya. Pada fase ini daya hidup larva (survival rate) sekitar 75-90%.

Larva yang selesai dipanen langsung dimasukkan ke dalam akuarium dengan volume air akuarium sebanyak 100 liter. Setiap akuarium dapat diisi larva antara 10-15 ekor. Jumlah larva dalam akuarium termasuk jarang. Hai ini dimaksudkan untuk mempermudah pengamatan.

Pada fase ini, perawatan dititikberatkan pada kualitas air. Oleh karena itu, air yang akan digunakan sebaiknya merupakan air tanah yang telah disaring dan diendapkan terlebih dahulu. Selain itu, kondisi air harus sesuai dengan yang diinginkan larva, yaitu suhu sekitar 28o C dengan pH 6,5-7. Perubahan suhu secara tiba-tiba dapat menyebabkan larva stres dan mengalami kematian.

Untuk menjaga suhu agar tetap stabil, sebaiknya di dalam akuarium dipasang heater yang di fungsihkan terus-menerus selama 24 jam dan lampu akuarium yang dinyaakan pada malam hari. Begitu pula dengan pH air harus dikontrol setiap saat. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen, sebaiknya di akuarium terdapat penyuplai oksigen berupa aerator yang dihubungkan dari blower dengan menggunakan pipa pralon.

Untuk menjaga kualitas akuarium, penggantian air secara teratur dan kontinou menjadi sangat penting. Penggantian air sebaiknya dilakukan 3 kali sehari, yaitu pada waktu pagi (pukul 07:00), siang (12:00), dan sore hari (17:00). Pergantian air dilakukan dengan cara menyedot air akuarium dengan menggunakan selang hingga mencapai batas ketinggian 2 cm.

Setelah itu, air penganti dialirkan masuk dengan menggunakan selang yang dihubungkan dengan sumber air. Pada saat air dimasukkan ke akuarium, penyedotan air tetap dilakukan hingga kotoran yang masih mengendap terbuang semuanya. Setelah kelihatan bersih, akuarium diisi air sampai mencapai ketinggian seperti semula. Perawatan larva dilakukan hingga kuning telur yang menempel di tubuh larva habis terserap atau umur larva kurang lebih satu setengah bulan dan panjang larva pada saat itu telah mencapai 6-8 cm.


  1. Perawatan post-larva

Fase post –larva adalah fase kuning telur yang menempel pada tubuh larva telah habis dan larva sudah dapat berenang. Anakan arwana tersebut sudah dikatagoriakn sebagai benih arwana. Mulai fase ini, benih arwana membutuhkan tambahan pakan dari luar tubuh.

 Perawatan benih arwana pada dasarnya sama dengan perawatan pada pro-larva. Suhu dan pH air yang diinginkan juga sama. Namun, saat benih mencapai umur sekitar 5 bulan mulai dipisahkan. Setiap benih ditempatkan di dalam masing-masing akuarium yang tertutup. Pengantian air akuarium hanya dilakukan 2 kali sehari, yaitu setelah pemberian pakan.

Pemberian pakan pada arwana baru dilakukan setelah kining telur yang menempel di tubuh larva habis. Pemberian pakan dimulai satu minggu setelah cadangan makanan habis. Benih diberi pakan berupa ikan, udang ,cacing dan lain-lain yang masih kecil dengan ukuran 1-2 cm sesuai dengan buka ukuran mulut ikan.

Sebelum diberikan benih pakan terlebih dahulu dicuci dengan air bersih agar terhindar dari penyakit, pakan yang diberikan secukupnya, pakan diberikan dua kali sehari, yaitu pada pagi sekitar pukul 08:00-09:00 dan sore sekitar pukul 16:00-19:00.


Panen

Melalui pemeliharaan induk yang baik maka secara alami pemijahan dapat terjadi dan menghasilkan anakan yang dapat segera dipanen, rata-rata satu induk arwana menghasilkan 30 larva. Pemanenan benih anakan dengan cara mengurangi volume air kolam kemudian menjaring seluruh ikan yang ada dalam kolam termasuk anakan arwana yang tersebar didalam kolam ditangkap dan yang masih ada didalam mulut induk dikeluarkan dengan cara membuka mulut induk dan dituangkan dalam wadah/aquarium.

Demikian sedikit pembahasan mengenai 7 Cara Budidaya Ikan Arwana Super Red Yang Mudah Dilakukan semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂

Baca juga artikel lainnya tentang: