Klasifikasi, Morfologi, Habitat dan Ciri-Ciri Tanaman Jagung

Klasifikasi, Morfologi, Habitat dan Ciri-Ciri Tanaman Jagung – Jagung zea mays L. adalah merupakan tanaman yang berumah satu Monoecious di mana letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman.  Jagung juga termasuk dalam sebuah tanaman C4 yang dapat beradaptasi dengan baik pada faktor-faktor pembatas pertumbuhan dan hasil.

Daun tanaman C4 sebagai agen penghasil fotosintat yang kemudian didistribusikan, mempunyai sel-sel seludang pembuluh yang mengandung khlorofil, di dalam sel ini akan terjadi dekarboksilasi malat dan aspartat yang akan menghasilkan CO2 yang kemudian memasuki siklus Calvin yang dapat membentuk pati dan sukrosa.

Dapat dilihat dari kondisi lingkungannya, tanaman C4 teradaptasi  pada batas banyaknya faktor seperti intensitas radiasi surya yang tinggi dengan suhu saat siang dan malam, curah hujan yang rendah dengan cahaya musiman yang tinggi disertai suhu yang  tinggi, serta kesuburan tanah yang relatif rendah.

Sifat-sifat yang menguntungkan dari tanaman jagung  sebagai C4 antara lain aktivitas fotosintesis pada keadaan normal relatif tinggi, fotorespirasi sangat rendah, transpirasi rendah serta efisien dalam pemakaian air, sifat-sifat tersebut merupakan sifat fisiologis dan anatomis yang sangat menguntungkan dalam kaitannya dengan hasil tanaman jagung.


Klasifikasi Tanaman Jagung

√ Klasifikasi, Morfologi, Habitat dan Ciri-Ciri Tanaman Jagung

  • Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
  • Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
  • Kelas : Liliopsida (berkeping satu atau  monokotil)
  • Sub Kelas : (Commelinidae)
  • Ordo : (Poales)
  • Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
  • Genus: (Zea)
  • Spesies : ( Zea mays L.)

Jagung juga memiliki 10 khromosom di dalam sel-sel reproduktif (haploid), 20 khromosom di dalam sel-sel somatik (diploid) dan 30 khromosom di dalam sel-sel endosperm (triploid), secara umum semua jenis tanaman jagung memiliki 10 pasang khromosom.


Anatomi dan Morfologi Tanaman Jagung

Akar  dan Perakaran Tanaman Jagung

Sistem perakaran jagung terdiri dari akar-akar seminal yang  biasanya tumbuh ke bawah pada saat biji berkecambah, sedangkan akar koronal yang tumbuh ke atas dari jaringan batang sesudah plumula muncul dan akar udara (brace) yang tumbuh dari buku-buku di atas permukaan tanah.

Akar-akar seminal terbuat dari akar-akar radikal atau di sebut dengan akar primer ditambah dengan sejumlah akar-akar lateral  yang kemudian muncul sebagai akar adventious pada dasar dari buku pertama di atas pada  pangkal batang, pada umumnya akar-akar seminal berjumlah 3-5, tetapi dapat bervariasi dari 1-13.

Akar koronal adalah akar yang tumbuh dari bagian dasar pangkal batang, akar udara tumbuh dari buku-buku kedua, ketiga atau lebih di atas permukaan tanah, dapat masuk ke dalam tanah, akar udara ini biasanya berfungsi dalam assimilasi dan juga sebagai akar pendukung untuk memperkuat batang terhadap kerebahan, apabila masuk ke dalam tanah, akar ini juga dapat berfungsi sebagai penyerapan unsur hara.


Batang Tanaman Jagung

Batang jagung memiliki macam ruas yang memiliki jumlah bervariasi antara 10-40 ruas, umumnya tidak dapat bercabang kecuali adanya beberapa yang bercabang atau beranak yang muncul dari pangkal batang, misalnya pada jagung manis, panjang batang dapat  berkisar antara 60-300 cm tergantung dari tipe jagung.

Ruas-ruas bagian atas biasanya berbentuk agak silindris, sedangkan ruas-ruas bagian bawah bentuknya agak bulat pipih, tunas batang yang sudah berkembang biasanya menghasilkan tajuk bunga betina, bagian tengah batang terdiri dari sel-sel parensim dengan seludang pembuluh yang akan diselubungi oleh kulit yang keras di mana termasuk lapisan epidermis.


Daun Tanaman Jagung

Daun jagung muncul dari permukaan buku-buku batang, sedangkan pelepah daun akan menyelubungi ruas batang untuk memperkuat batang, panjang daun jagung juga ada yang bervariasi antara 30-150 cm dan lebar 4-15 cm dengan ibu-tulang daun yang begitu keras, tepi lapisan daunnya halus dan kadang-kadang berombak, terdapat juga lidah daun (ligula) yang transparan dan tidak memiliki telinga daun (auriculae), bagian atas epidermis biasanya berbulu dan memiliki barisan yang memanjang terdiri dari sel-sel bulliform.

Adanya perubahan turgor mengakibatkan daun menggulung, dibagian bawah permukaan daun tidak berbulu (glabrous) dan biasanya mengandung stomata lebih banyak dibanding dengan permukaan atas.

Jumlah stomata dibagian atas permukaan daun diperkirakan 7000- 10.000/ cm2, sedangkan di bagian bawah permukaan daun diperkirakan jumlahnya sekitar 10.000-16.000/cm2. Jumlah daun jagung di setiap tanaman bervariasi antara 12-18 helai, duduk daun bermacam- macam tergantung dari genotipe mulai dari mendatar sampai vertikal.


Bunga Tanaman Jagung

Hal yang unik dari tanaman jagung dibandingkan dengan tanaman serealia yang lain adalah karangan bunganya, jagung merupakan sebuah tanaman yang berumah satu (monoecious) di mana bunga jantan (staminate) dapat terbentuk pada ujung batang, sedangkan pada bunga betina (pistilate) terdapat pada pertengahan batang, tanaman jagung biasanya bersifat protrandy di mana bunga jantan biasanya tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut (style) pada bunga betina.

Maka dari itu bunga jantan dan bunga betina terpisah ditambah lagi dengan sifatnya yang protrandy, maka jagung memiliki sifat penyerbukan silang, pembuatan tepung-sari (polen) dari bunga jantan diperkirakan mencapai 25.000-50.000 butir tiap tanaman, bunga jantan terdiri dari gluma, lodikula, palea, anther, filarnen dan lemma, adapun bagian-bagian dari bunga betina adalah tangkai tongkol, tunas, kelobot, calon biji, calon janggel, penutup kelobot dan rambut-tambut.


Morfologi Biji

Berdasarkan Jenis Jagung Dari Bentuk Bijinya, kandungan endosperm, serta sifat-sifat lainnya, jagung dibagi menjadi tujuh tipe, tipe yang sekarang banyak ditemui di berbagai dunia adalah tipe gigi dan mutiara.

Kulit biji adalah bagian dari biji yang terdiri dari dua  lapis sel yang menutupi biji disebut integument, pada biji yang sudah masak, dinding sel telur (perikarp) menempel sangat erat pada kulit biji, sehingga perikarp dan kulit biji ini seolah-olah merupakan selaput tunggal, kulit biji dan perikarp yang bersatu dan merupakan satu lapisan dapat disebut hull yang merupakan ciri khas dari tanaman

rumput-rumputan, embrio dan endosperm yang merupakan sumber makanan terdiri dari dua bagian yaitu eksternal dan internal, bagian eksternal adalah endosperm, sedangkan bagian internal terdapat pada kotiledon atau skutellum, skutellum merupakan penghubung yang trletak  di bagian tengah kotiledon.

Pada biasanya endosperm terdiri dari dua macam yaitu endosperm lunak dan endosperm keras, kotiledon ditutupi oleh lapisan sel-sel tipis yang disebut epithelium yang  terdapat di antara kotiledon dan endosperm, koleoptil adalah bibit daun yang berfungsi untuk penetrasi ke atas permukaan tanah selama proses perkecambahan.


Pertumbuhan Tanaman Jagung

Sesudah biji ditanam, biji akan menyerap air dari  sekelilingnya dan calon tanaman mulai tumbuh, akar radikal akan memanjang dengan cepat yang diikuti oleh plumula dan akar-akar seminal, akar radikal muncul dari ujung biji dan arahnya berlawanan dengan calon tajuk.

Akar-akar seminal biasanya 2-5 muncul dari ujung biji dekat dengan tajuk, semua akar, kecuali akar radikal, tumbuh membentuk sudut 25-300 terhadap horizontal, ruas yang pertama akan memanjang untuk mencapai permukaan tanah, jika ujung koleoptil muncul dari permukaan tanah, maka pemanjangan ruas yang pertama  akan terhenti dan daun mulai muncul dari koleoptil.

Di bawah kondisi yang panas dan lembab, ujung koleoptil muncul, 4-5 hari sesudsh ditanam, sebaliknya pada saat kondisi dingin dan kering, koleoptil baru muncul dua minggu atau lebih, selain dari kondisi lingkungan tersebut , perkecambahan dapat dipengaruhi juga oleh dalamnya penanaman dan jenis tanah.


Habitat Tanaman Jagung

Pertumbuhan dan produksi tanaman dapat ditentukan oleh proses fisiologi yang berlangsung di dalamnya, proses fisiologi tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim seperti suhu, air (hujan), radiasi surya, serta kelembaban, dengan demikian maka hasil dari produksi tanaman mutlak merupakan konversi energi radiasi surya, air dan Kara didalam tanah ke dalam produk akhir (biomasa) yang bernilai ekonomi, di daerah tropis dan subtropis, kecuali pada elevasi tinggi.

Faktor pembatas untuk pertumbuhan jagung adalah suhu yang rendah, jagung adalah tanaman yang dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan, suhu minimum untuk perkembangan jagung adalah 8- 10°C, walaupun telah ditemukan  varietas  yang  dapat berkecambah pad  suhu 5°C, suhu maksimum untuk pertumbuhan jagung yang pernah dilaporkan adalah 40°C, untuk pertumbuhan yang baik untuk tanaman jagung diperlukan suhu rata- rata 24° C selama periode pertumbuhan.

Jagung merupakan tanaman yang membutuhkan suhu  siang dan suhu malam yang tinggi, kebutuhan panas pada jagung tergantung dari stadia pertumbuhan, pada stadia perkecambahan dibutuhkan panas antara 150-250 Kal, tasseling 970-1900° Kal, silking 1200-1800 Kal, dan pada stadia pemasakan  dibutuhkan 2500- 3000° Kal.

Sama halnya dengan tanaman lain, maka faktor air juga merupakan salah satu faktor pembatas untuk  perkembangan jagung, kebutuhan air yang terbanyak pada tanaman jagung adalah pada saat stadia pembungaan dan stadia pengisian biji.

Dalam hal ini distribusi curah hujan sangat penting daripada total curah hujan, karena kebutuhan air meningkat secara cepat dengan meningkatnya pertumbuhan daun  selama  pertumbuhan vegetative, distribusi curah hujan yang tidak teratur di daerah tropis akan mengakibatkan terjadinya kekeringan.

Penurunan hasil jagung Karen adanya kekurangan air diperkirakan mencapai 15% (8, 28), hasil penelitian mengenai  wilayah pertanaman jagung di Jawa yang telah dihubungkan dengan peta curah hujan dari  Oldeman yang menunjukkan bahwa sebagian besar areal pertanaman ada pada zone C, D, dan E.

Zone-zone tersebut biasanya berada di Jawa Timur, dilihat dari potensi hasil maka zone B memiliki potensi hasil per hektar paling tinggi, kebutuhan air terhadap tanaman jagung berdasarkan curah hujan diperkirakan 85-100 mm per bulan.

Pada awalnya tanaman jagung adalah tanaman yang berumur pendek, tetapi dengan adanya perkembangan dalam budidaya dan juga varietas, maka tanaman jagung dikenal sebagai tanaman berhari netral., bagian terbesar dari penyinaran surya yang jatuh ke bumi akan diserap oleh daun-dan akan digunakan untuk proses fotosintesis dan transpirasi.

Usaha manusia yang di lakukan untuk mendapatkan kanopi daun yang besar untuk menyerap sinar yang lebih banyak dilakukan dengan mengatur duduk daun, bentuk daun, waktu tanam, dan pola tanam, Jagung merupakan tanaman  C4 yang sangat efisien dalam pemanfaatan radiasi surya.

Jumlah radiasi surya yang didapat oleh tanaman selama fase berbunga merupakan faktor yang sangat penting untuk penentuan jumlah biji, untuk jagung diarea tropis, jumlah biji per satuan sangat luas dipengaruhi oleh laju produksi asimilat.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Klasifikasi, Morfologi, Habitat dan Ciri Ciri Tanaman Jagung semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami.

Baca juga artikel lainnya tentang: